USIA majalah Playboy baru 6 tahun saat memajang Yvette Vickers sebagai Miss July 1959 dengan memperlihatkan bokong indahnya.
“Pengacara kami merasa kita bakal kesulitan jika memajang fotonya,” ingat Hugh Hefner, bos dan pendiri Playboy seperti dikutip People, Jumat (6/5). “Dia sungguh ingin menghentikan percetakan dan mengubah foto Playmate. Tapi ku bilang, ‘Biarkan saja begitu.’”
Lebih 50 tahun kemudian, Hefner menerima pesan soal Vickers, kali ini lewat Twitter. Mantan model Playboy (Playmate) dan ratu film-film kelas B ditemukan kaku tak bernyawa di rumahnya. Dia tewas tanpa seorang pun tahu hampir selama setahun. Umurnya 82 tahun.
“Dia telah hidup dengan komplet,” kata Hefner. “Tapi di akhir hidupnya, fakta bahwa ia meninggal dan tak seorang kawannya tahu, sungguh menyedihkan.”
Yvette Vickers pada 2007. (dok.ist.)Jadi Ikon
Pirang, bermata biru, cantik dan menggairahkan, Vickers pas sekali jadi model. Ia juga kemudian menjadi bintang film penyanyi dan menikah dua kali. Selain itu, Vickers berkali-kali kencan dengan bintang ternama, termasuk Jim Hutton, ayah aktor Timothy Hutton. Membintangi film kelas B fenomenal Attack of the 50 Foot Woman danAttack of the Giant Leeches, Vickers jadi sosok yang dikultuskan.
Hingga dua tahun lalu, ia sering menghadiri undangan festival film atau acara cult film. Namun, penyakit gangguan kejiwaan dan kecanduan alkohol membuatnya tak keluar rumah.
“Dia pintar dan periang, tapi kemudian ia jadi paranoid kalau ada orang membuntutinya dan mengosipkannya di belakang,” kata seorang kawan lamanya Boyd Magers, 70 tahun, dari majalah Western Clippings pada People. “Kecantikannya hilang dan ia jadi terlalu gemuk.”
Dia juga lalu menjadi “delusional” setelah tak lagi diundang ke berbagai festival film dan cenderung “berego tinggi seperti kebanyakan aktor dan aktris yang dilupakan di Hollywood,” kata Magers.
“Dia sering bilang punya rumah di tempat anu dan anu padahal tidak sama sekali,” kata Magers. “Dia juga bilang sebuah agensi kasting menyakitinya, tapi saya yakin itu tak benar. Yang jelas dia terlalu banyak minum alkohol, saya yakin itu.”
Kemudian ia juga menarik diri dari orang-orang di hidupnya karena ia yakin mereka bakal menyakitinya.
Yvetteb Vickers saat masih muda dan rumahnya. (dok.TMZ)Tinggal Sendirian
Tinggal di kawasan elit Benedict Canyon di Beverly Hills, Vickers semula dikenang sebagai orang yang sering eksis, terlihat berdansa atau menyanyi di pesta-pesta. Tapi belakangan kelakuannya malah dianggap mengganggu. “Dia melihat mobil di parkir di jalan dan bilang, ‘Aku rasa ada orang membuntutiku,’” kata Susan Savage, tetangganya. “Dia jadi sangat paranoid.”
Nah, orang-orang di kawasan tempatnya tinggal sangat menghargai privasi setiap orang. Mereka membiarkan Vickers sendirian.
Sampai kejadian Rabu pekan lalu yang bikin heboh. “Saat itu saya sedang berjalan dan melihat tumpukan surat menguning dan melihat jarng laba-laba di depan rumah Yvette,” kata Savage. “Teman saya meninggal pada Paskah kemarin, jadi saya terdorong untuk berbuat baik.”
Meski telepon di rumah Vickers masih berfungsi dan tidak tercium bau menyengat dari rumahnya, Savage mengendus ada yang tak beres. Ia melihat rumah berlantai dua itu tak terawat dan tanaman di sekitar rumah dibiarkan tumbuh tak terawat. Sebuah pintu rusak. Ada payung dibiarkan berdebu di balkon atas. Atapnya rusak.
Ditemukan Tak Bernyawa
Savage kemudian mengetuk pintu depan dan mendengar dering telepon tapi tak ada yang mengangkat. Ia mencoba mengintip dari jendela tapi tak melihat apapun karena terhalang debu. Savage lalu masuk lewat pintu yang rusak. Di dalam rumah ia menemukan tubuh kaku Vickers laksana mumi.
Belum jelas apa penyebab kematian Vickers sampai menunggu hasil otopsi. Namun, Vickers mungkin sudah meninggal hampir setahun lalu saat ia terakhir terlihat oleh tetangga atau kawan-kawannya.
“Sejumlah tetangga di sini, termasuk saya, merasa tak enak hati tak pernah mengecek keberadaan Yvette sebelum Susan menemukannya,” kata Rick Trent, seorang tetangga lainnya. “Kami bukannya tak peduli orang lain. Yvette sendiri yang memilih mengurung dirinya.”
Kendati begitu, para tetangga menyesal tak mengetahui nasib Vickers lebih awal. “Kami ini sudah bertetangga lama dan menghormati privasi masing-masing,” kata Denise Parga, seorang warga di situ juga. “Mungkin terlalu menghormati privasi orang.”